Wahai para pendidik generasi bangsa ini, sudahkah kita menjadi guru
yang mulia. Sosok guru yang digugu dan ditiru. Sudahkah kita menjadi
guru yang mulia, ketika profesi sebagai guru sudah disandang. Guru yang
mulia, adalah guru yang didamba dan dicintai oleh siswa-siswanya.
Sebelum kita memutuskan untuk menjadi seorang guru, hendaklah
kita senantiasa introspeksi diri sendiri. Sudahkah kita memiliki
karakter sebagai guru yang mulia, baik di mata keluarga, di mata siswa,
di mata orang tua/wali murid maupun di mata masyarakat.
Jika disimpulkan, tugas sebagai guru adalah tugas yang berat
untuk menjadi pendidik yang profesional. Sudahkah selama ini kita
memahami, dan mengamalkannya? Sebagai seseorang yang berprofesi sebagai
guru, kadangkala ada yang memberi dukungan positif namun tidak sedikit
pula yang memandang sebelah mata profesi ini.
Namun, Nabi besar kita Muhammad SAW adalah juga seorang guru.
Beliau selalu mengajar dan mendidik para sahabatnya dengan menunjukkan
contoh dalam sikap maupun tingkah laku dalam setiap aspek kehidupannya.
Oleh sebab itu, sudah selayaknya Rasulullah kita dipanggil sebagai guru
sepanjang zaman. Rasulullah juga ditugaskan oleh Allah SWT untuk
menyempurnakan akhlak manusia.
Rasulullah telah berhasil membuktikan bahwa beliau berhasil mendidik
para sahabat beliau menjadi golongan yang dikagumi dan dirahmati Allah.
Sebelum mengajar, seseorang tentu saja perlu menggali dan mengasah
ilmunya terlebih dahulu. Karena tugas seorang guru dalam mendidik
seseorang adalah ketika seseorang tersebut tidak bisa atau tidak tahu
apa-apa menjadi orang yang tahu, mengubah akhlak dan budi pekerti
seseorang dari yang tidak baik menjadi anak yang berbudi pekerti.
Guru juga harus memberikan sikap suri tauladan yang baik, memberikan
contoh yang mulia kepada peserta didiknya dengan amalan dan tingkah
lakunya sehari-hari. Oleh karena itu seorang yang sudah memutuskan untuk
memilih profesi sebagai guru, hendaklah menyadari bahwa tugas dan
tanggung jawabnya tidak mudah.
Dia harus mampu menyampaikan ilmu dengan bijaksana dan ahli dalam
bidangnya. Apalagi untuk zaman yang serba teknologi sekarang ini,
seorang guru harus senantiasa mau mengupdate ilmunya, agar ia
tidak dijuluki sosok guru yang gaptek alias gagap teknologi. Lebih
daripada itu, seorang guru yang mulia adalah guru yang berhasil mendidik
dirinya terlebih dahulu. Sebelum ia terjun mendidik orang lain.
Subhahannallah, sungguh mulianya profesi ini.
Guru yang sukses bukan hanya guru yang mendapatkan gaji yang
besar, tunjangan profesi, atau segudang prestasi dan sanjungan saja,
tetapi guru yang sukses adalah seorang guru yang mampu mengubah anak
muridnya memiliki akhlak, karakter dan perilaku yang baik.
Jika kita mau bercermin dari Rasulullah, beliau selalu
mengajarkan kepada umatnya tentang tauhid kepada Allah dan akhlak yang
baik. Baginda Nabi Muhammad SAW tidak pernah berkata kasar terhadap anak
didik beliau dalam mengajar, beliau selalu berbicara lemah lembut dan
tegas. Sebagai guru terbaik, baginda Rasulullah merupakan teladan
sepanjang masa hingga hari kiamat kelak. Golongan sahabat beliau dikenal
sebagai orang yang hebat karena tidak lepas pengaruhnya dari pola didik
yang telah diajarkan Baginda Rasul.
Rasulullah juga selalu membiasakan berdoa untuk umatnya, oleh
karena itu kita sebagai guru hendaknya juga senantiasa mendoakan dan
menyayangi anak murid kita. Terlebih lagi kepada siswa yang memerlukan
bimbingan khusus dan pencapaian kompetensinya rendah. Dengan ilmu yang
diperoleh, kita perlu memperbaiki mental, akhlak dan tingkah laku anak
didik kita agar kelak menjadi generasi yang kuat, cerdas dan berakhlakul
karimah.
Untuk seluruh para guru, semoga amal dan jasamu dihitung sebagai
ibadah dan mendapat kedudukan yang tinggi kelak di syurga Allah…
Sumber: http://www.ummi-online.com/teladan-terbaik-dari-rasulullah-untuk-para-guru.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar