Sabtu, 17 Desember 2016

BAHAGIA ITU MUDAH

Seorang dosen tengah berjalan  santai bersama seorang  mahasiswanya di taman kampus, keduanya melihat sepasang sepatu yang sudah usang dan lusuh.

Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yang sebentar lagi akan menyelesaikan pekerjaannya.

Sang mahasiswa melihat kepada dosennya dan  berkata :

Bagaimana kalau kita candai tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi dibelakang pepohonan, nanti ketika dia datang  Kita lihat bagaimana dia kaget dan cemas karena kehilangan sepatunya

Dosen itu menjawab
Mahasiswaku, tidak pantas kita menghibur diri dengan mengorbankan orang miskin.
Kamu kan seorang yang kaya, dan kamu bisa saja menambah kebahagiaan untuk dirinya.

Sekarang  coba kamu masukkan beberapa  lembar uang kertas ke dalam sepatunya,
kemudian saksikan bagaimana respon dari tukang kebun miskin itu?

Sang mahasiswa sangat takjub dengan usulan dosennya.
Dia langsung  memasukkan beberapa lembar uang ke dalam sepatu tukang kebun itu.
Setelah itu ia bersembunyi di balik semak-semak bersama dosennya sambil mengintip apa yang akan terjadi dengan tukang kebun.

Tak berapa lama datanglah tukang kebun itu, sambil mengibas-ngibaskan kotoran debu dari pakaiannya.
Dia menuju tempat dia meninggalkan sepatu sebelum bekerja.

Ketika ia memasukkan kakinya ke dalam sepatu, ia menjadi terperanjat, karena ada sesuatu yang mengganjal di dalamnya.

Saat ia keluarkan ternyata…....uang..!
Dia memeriksa sepatu yang satunya lagi, ternyata juga berisi uang..!

Dia memandangi uang itu berulang-ulang seolah-olah ia tidak percaya dengan penglihatannya.

Ia pun memutar pandangannya ke segala penjuru namun ia tidak melihat seorangpun.

Sambil menggenggam  uang itu  lalu ia berlutut sambil menengadah ke langit ia berucap :
“Aku bersyukur kepada-Mu, ya Allah, Tuhanku Yang Maha Pengasih dan Penyayang
Wahai Yang Maha Tahu, istriku sedang sakit dan anak-anak ku  kelaparan. Mereka belum mendapatkan makanan hari ini.
Engkau telah menyelamatkanku, anak-anakku dan istriku dari penderitaan...”

Dengan kepolosannya dia terus menangis terharu sambil memandangi langit sebagai ungkapan rasa syukurnya atas karunia dari Allah Yang Maha Pemurah.

Sang mahasiswa sangat terharu dengan pemandangan yang di lihatnya dari balik persembunyian itu. Air matanya menetes tanpa dapat ia bendung.
Sang dosen yang bijak tersebutpun berkata pada mahasiswanya :

“Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yang lebih dari pada kamu melakukan usulan pertama dengan menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?”

Sang mahasiswa menjawab:

“Aku telah mendapatkan pelajaran yang tidak akan aku lupakan seumur hidupku.

Sekarang aku paham makna kalimat :

“Ketika kamu memberi, kamu akan memperoleh kebahagiaan yang lebih banyak daripada ketika kamu diberi”.

Sang dosen melanjutkan nasehatnya.
Dan ketahuilah bahwa bentuk pemberian itu bermacam-macam :

• Memaafkan kesalahan orang di saat kamu mampu melakukan balas dendam,... adalah suatu pemberian.

• Mendo’akan teman dan saudaramu di belakangnya (tanpa sepengetahuannya) itu adalah juga pemberian.

• Berusaha berbaik sangka dan menghilangkan prasangka buruk, juga suatu pemberian.

• Menahan diri dari membicarakan aib sesama kita dibelakangnya adalah pemberian juga.

Ini semua adalah pemberian. ....

Marilah kita saling memberi dan berbuat baik, niscaya hidup kita akan menjadi lebih indah....

Tetap Semangat💖🙏

Tidak ada komentar:

Posting Komentar